Selasa, 21 Januari 2014
Anatomi Manusia
Saraf Otonom
Sistem
saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem
ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang
kompleks dan juga membentuk ganglion.Urat saraf yang terdapat pada pangkal
ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion
disebut urat saraf post ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas
sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara
saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik
mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada
sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan
saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion
menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf
simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf
parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya
ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung. Untuk
jelasnya mengenai fungsi saraf otonom baik sistem saraf parasimpatik maupun
sistem saraf simpatik dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Fungsi Saraf Otonom
Sistem Saraf Parasimpatik
|
Sistem Saraf Simpatik
|
· Mengecilkan pupil
· Menstimulasi aliran ludah
· Memperlambat denyut jantung
· Membesarkan bronkus
· Menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
· Mengerutkan kantung kemih
|
· Memperbesar pupil
· Menghambat aliran ludah
· Mempercepat denyut jantung
· Mmengecilkan bronkus
· Menghambat sekresi kelenjar pencernaan
· Menghambat kontraksi kandung kemih
|
It's about Suspensi
SUSPENSI
Suspensiones ( Suspensi )
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam
bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang
terdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila digojog
perlahan– lahan, endapan harus terdispersi kembali. Dapat di tambahkan zat
tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi tetapi kekentalan suspensi harus
menjamin sediaan mudah di gojog dan di tuang .
Dalam pembuatan suspensi harus diperhatikan beberapa
faktor anatara lain sifat partikel terdispersi ( derajat pembasahan partikel ),
Zat pembasah, Medium pendispersi serta komponen – komponen formulasi seperti
pewarna, pengaroma, pemberi rasa dan pengawet yang digunakan. Suspensi harus
dikemas dalam wadah yang memadai di atas cairan sehigga dapat dikocok dan mudah
dituang. Pada etiket
harus tertera “Kocok dahulu dan di simpan dalam wadah tertutup baik dan
disimpan di tempat yang sejuk “.
B. Keuntugan
sediaan suspensi antara lain sebagai berikut :
a. Bahan obat
tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat terlepasnya
obat .
b. Beberapa
bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan.
c. Obat dalam
sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan, karena rasa
obat yang tergantung kelarutannya.
Sediaan Emulsi
Emulsi
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau
larutan obat yang terdispersi dalam cairan pembawa dan distabilkan oleh zat
pengemulsinya atau surfaktan yang cocok ( Farmakope Indonesia Ed.III )
Emulsi
merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat bercampur, biasanya
terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi
butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Dispersi ini tidak stabil, butir –
butir ini bergabung ( koalesen ) dan membentuk dua lapisan yaitu air dan minyak
yang terpisah yang dibantu oleh zat pengemulsi ( emulgator ) yang
merupakan komponen yang paling penting untuk memperoleh emulsa yang stabil .
Semua
emulgator bekerja dengan membentuk film ( lapisan ) di sekeliling butir – butir
tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinya
koalesen dan terpisahnya cairan dispersi sebagai zat pemisah. Terbentuk dua
macam tipe emulsi yaitu tipe M/A dimana tetes minyak terdispersi dalam fase air
dan tipe A/M dimana fase intern adalah air dan fase ekstern adalah minyak .
Zat-zat
pengemulsi ( Emugator ) yang biasa digunakan adalah PGA, PGS, Gelatin,
Tragacantha, Sapo, ammonium kwartener, senyawa kolestrol, Surfaktan seperti
Tween dan Span, kuning telur atau merah telur, CMC, TEA, Sabun, dll.
Teori Emulsifikasi
ASPEK* CPOB
1.
Aspek-aspek
CPOB
CPOB adalah bagian dari Pemastian
Mutu yang memastikan bahwa obat dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk
mencapai standar mutu .
I. MANAJEMEN MUTU
Industri farmasi harus membuat obat
sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan
yang tercantum dalam dokumen izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan
risiko yang membahayakan penggunanya karena tidak aman, mutu rendah atau tidak
efektif. Manajemen bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui suatu
“Kebijakan Mutu”, yang memerlukan partisipasi dan komitmen jajaran di semua
departemen di dalam perusahaan, para pemasok dan para distributor. Untuk
mencapai tujuan mutu secara konsisten dan dapat diandalkan, diperlukan sistem
Pemastian Mutu yang didesain secara menyeluruh dan diterapkan secara benar
serta menginkorporasi Cara Pembuatan Obat yang Baik termasuk Pengawasan Mutu
dan Manajemen Risiko Mutu. Hal ini hendaklah didokumentasikan dan dimonitor
efektivitasnya.
Langganan:
Postingan (Atom)