SUSPENSI
Suspensiones ( Suspensi )
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam
bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang
terdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila digojog
perlahan– lahan, endapan harus terdispersi kembali. Dapat di tambahkan zat
tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi tetapi kekentalan suspensi harus
menjamin sediaan mudah di gojog dan di tuang .
Dalam pembuatan suspensi harus diperhatikan beberapa
faktor anatara lain sifat partikel terdispersi ( derajat pembasahan partikel ),
Zat pembasah, Medium pendispersi serta komponen – komponen formulasi seperti
pewarna, pengaroma, pemberi rasa dan pengawet yang digunakan. Suspensi harus
dikemas dalam wadah yang memadai di atas cairan sehigga dapat dikocok dan mudah
dituang. Pada etiket
harus tertera “Kocok dahulu dan di simpan dalam wadah tertutup baik dan
disimpan di tempat yang sejuk “.
B. Keuntugan
sediaan suspensi antara lain sebagai berikut :
a. Bahan obat
tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat terlepasnya
obat .
b. Beberapa
bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan.
c. Obat dalam
sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan, karena rasa
obat yang tergantung kelarutannya.
Kerugian bentuk suspensi antara lain
sebagai berikut :
a. Rasa obat
dalam larutan lebih jelas.
b. Tidak
praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres, tablet,
dan kapsul.
c. Rentan
terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kandungan
dalam larutan di mana terdapat air sebagai katalisator .
C.
Pembasahan Partikel
Dalam pembuatan suspensi, pembasahan
partikel dari serbuk yang tidak larut di dalam cairan pembawa adalah langkah
yang penting. kadang – kadang adalah sukar mendispersi serbuk, karena adanya
udara, lemak dan lain – lain kontaminan .
Serbuk tadi tidak dapat segera
dibasahi, walaupun BJ – nya besar mereka mengambang pada permukaan cairan.
Pada serbuk yang halus mudah
kemasukan udara dan sukar dibasahi meskipun ditekan di bawah permukaan cairan.
Serbuk dengan sudut kontak ± 90 ْ
akan menghasilkan serbuk yang terapung keluar dari cairan. Sedangkan serbuk
yang mengambang di bawah cairan mempunyai sudut kontak yang lebih kecil dan
bila tenggelam, menunjukkkan tidak adanya sudut kontak .
Serbuk yang sulit dibasahi air ,
disebut hidrofob , seperti sulfur , carbo adsorben, Magnesii Stearat dan
serbuk yang mudah dibasahi air disebut hidropofil seperti toluen , Zincy
Oxydi , Magnesii Carbonas .
Dalam pembuatan suspensi penggunaan
surfaktan ( wetting agent ) adalah sangat berguna dalam penurunan tegangan
antar muka akan menurunkan sudut kontak , pembasahan akan dipermudah.
Gliserin dapat berguna di dalam
penggerusan zat yang tidak larut karena akan memindahkan udara diantara
partikel – partikel hingga bila ditambahkan air dapat menembus dan membasahi
partikel karena lapisan gliserin pada permukaan partikel mudah campur dengan
air. Maka itu pendispersian partikel dilakukan dengan menggerus dulu partikel
dengan gliserin, propilenglikol, koloid gom baru diencerkan dengan air. ( IMO ,
152 )
D. Pada
pembuatan Suspensi di kenal 2 macam sistem , yaitu :
a. Sistem
Deflokulasi
b. Sistem
Flokulasi
Dalam system
flokulasi, partikel terflokulasi adalah terikat lemah, cepat mengendap dan
mudah tersuspensi kembali dan tidak membentuk cake. Sedangkan pada system
Deflokulasi, partikel terdeflokulasi mengendap perlahan – lahan dan akhirnya
akan membentuk sendimen dan terjadi agregasi dan selanjutnya cake yang keras
dan sukar tersuspensi kembali. ( Farmasetika , 163 )
Cara Pembuatan Suspensi
Suspensi dapat di buat dengan
menggunakan 2 metode, yaitu :
1. Metode
Dispersi
2. Metode
Presipitasi ( Pengendapan ) , metode ini di bagi lagi menjadi 3 macam , yaitu :
·
Presipitasi
dengan pelarut organik
·
Presipitasi
dengan perubahan pH dari media
·
Presipitasi
dengan dokomposisi rangkap
1. Metode
Dispersi
Serbuk yang
terbagi halus, didispersi didalam cairan pembawa. Umumnya sebagai cairan
pembawa adalah air. Dalam formulasi suspensi yang penting adalah partikel –
partikel harus terdispersi betul di dalam air, mendispersi serbuk yang tidak
larut dalam air, kadang – kadang sukar. Hal ini di sebabkan karena adanya
udara, lemak dan lain – lain kontaminan pada permukaan serbuk . ( Farmasetika ,
165 )
2. Metode
Presipitasi
Dengan
pelarut organik dilakukan dengan zat yang tidak larut dalam air,dilarutkan dulu
dalam pelarut organik yang dapat dicampur dengan air, lalu ditambahkan air
suling dengan kondisi tertentu. Pelarut organik yang digunakan adalah etanol, methanol,
propilenglikol dan gliserin. Yang perlu diperhatikan dengan metode ini adalah
control ukuran partikel, yaitu terjadinya bentuk polimorf atau hidrat dari
kristal. (
Farmasetika , 165 )
Daftar Pustaka
Anief. 1987. Ilmu
Meracik Obat. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Anief. Farmasetika . Gajah Mada University Press:
Yogyakarta.
infonya bagus-bagus ya,,,
BalasHapus